Monday, May 11, 2009

Opini
DEMOKRASI DAN FEMINISME
UNHAS, KaryaExcist08/ahdKebebasan dan persamaan adalah fondasi dari demokrasi, kebebasan dianggap sebagai sarana mecapai kemajuan dengan memberikan hasil maksimal dari usaha orang tanpa adanya pembatasan dari otoritas tertentu,kebebasan juga dalam konsep demokrasi bukanlah kebebasan dalam arti sebebas-bebasnya namun kebebasan itu bisa dipertanggung jawabkan dan tidak menggangu kebebasan orang lain sedangkan persamaan diartikan sebagai sarana bahwa setiap orang memiliki hak yang sama tanpa dibeda-bedakan dan memperoleh akses dan kesempatan untuk mengembangkan diri serta berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Dari prinsp inilah kaum feminis dinegara penganut demokrasi tumbuh subur dikalangan masayarakat dimana Femenis merupakan suatu faham yang timbul pada abad 18 pada waktu itu kaum wanita di eropa merasa diperlakukan secara diskriminatif oleh kaum laki-laki tidak memiliki hak yamg sama kususnya dibidang politik,ekonomi dan lain sebagainya meraka cenderung diperlakukan sebagai pekerja pada pabrik-pabrik saat berkembangnya industry di inggris bahkan tidak luput dari korban pelecehan seksual. Di indonesia juga didapatkan hal seperti ini sebagai contoh R.A kartini yang tidak mendapatkan kebabasan dalam hal pendidikan karena pada waktu itu nilai kebudayaan masih sangat kental. Dengan lahirnya istilah fememinisme ini , wanita bukan lagi sebagai subjek ataupun objek yang pasif mereka menuntut diperlakukan selaknya laki-laki,memiliki akses yang sama baik didunia pendidikan,politik,ekonomi (kesempatan kerja) dan lain sebagainya. Mereka juga tidak lagi dipandang sebagai alat reproduksi ataupun objek seks.
Sebagai bukti bahwa demokrasi sangat mendukung femenisme di Negara penganut demiokrasi. itu bisa dilihat dari banyak wanita yang mencoba untuk menjadi calon anggota legislative mengingat pemerintah memberikan proporsi dalam jumlah tertentu dari anggota legislative perempuan yang akan duduk di DPR namun dibalik ini semua tentulah memiliki konsekuensi dari kebebasan itu sendiri seperti peran seorang ibu dalam keluarga kususnya dalam hal mendidik anak tentunya akan berkurang karena ibu akan membagi perhatiannya dengan pekerjaan, dalam dunia bisnis wanita cenderung tidak mampu bersaing secara mental, bahkan terjadi kasus pemerkosaan dan perampokan terhadap wanita yang pulang malam sehabis kerja.
Maka hendaknya dalam menangapi arti kebebasan dan persamaan dalam demokrasi kususnya dalam konteks gender ( feminis) perlu ada pemikiran yang mengacu pada sebab-akibat, kemudian suatu kebebasan haruslah dapat dipertanggung jawabkan bukan kebebasan yang sebebas-bebasnya tanpa memperdulikan dilingkungan sekitar serta tidak merugikan orang lain

Comments :

0 comments to “ ”


Post a Comment