Exist Story
Settled From My City
UNHAS, KaryaExcist08/asr
Tanpa terasa setahun sudah aku berpijak di bumi dara dan daeng ini. Diriku mengijakkan kaki di kota yang tak pernah aku kunjungi sebelumnya, pertama dalam kehidupanku, dan akan menjadi sebuah episode kehidupan yang akan tersimpan dengan baik dan rapi tanpa sedikitpun akan kulupakan. Semua hal yang telah terjadi di kota ini akan menjadi sebuah cerita klasik yang akan kuceritakan pada setiap orang yang kutemui.
Suka-duka, bahagia-sedih, kenyang-lapar, rajin-malas, susah-senang, sepi-ramai, tangis-tawa, bahkan sampai cinta-persahabatan, kesemuanya adalah hal yang menjadi sangat indah untuk dikenang. Semuanya telah terukir dengan sebuah setting tempat “Kota Makassar”. Hal yang tak pernah terlintas sekalipun dibenakku. Hal yang tak pernah kubayangkan, dan semuanya telah terjadi, telah terukir dengan sejarah, bahwa seorang Diri telah menghabiskan waktunya di sebuah kota yang tak pernah terbayangkan sebelumnya.
Berawal dari tujuan utamaku ke kota ini adalah untuk melanjutkan pendidikanku, untuk menggapai cita-citaku, untuk menggapai semua mimpi-mimpi indahku, untuk menunjukkan kepada semua makhluk bahwa AKU JUGA BISA. Dimulai dengan pembicaraanku lewat email dengan seseorang yang telah kuanggap seorang kakak, dia bernama “Mba Diah”, dia sedikit banyak telah memberitahuku tentang seluk beluk kota ini, mengajariku tentang sebuah pelajaran yang bernama “kehidupan” di kota ini, dan dialah juga yang telah merekomendasikan “Kampus Merah” sebagai tempat untuk menggapai cita-citaku. Entah mengapa pilihanku jatuh pada kota ini, padahal masih banyak kota dan kampus yang sebenarnya tidak jauh lebih bagus dari Kampus Merah yang ada di kota ini. Tapi aku yakin pilihanku tidak akan salah, pilihanku tidak akan meleset, dan semoga hal tersebut benar adanya. Aku akan terus berdoa dengan pilihan yang telah aku jatuhkan pada kota ini.
Seiring waktu yang telah berjalan, aku pun mengikuti semua proses yang dimulai dari pendaftaran, pengembalian formulir, ujian masuk, pengumuman kelulusan, dan sampai menjadi mahasiswa baru di Kampus Merah ini. Aku pun menjalani semuanya dengan ikhlas dan masih tetap berdoa agar pilihanku tidak salah.
Kesan pertama yang aku heran dengan kota ini adalah manusia-manusia Makassar yang sangat berani dan lugas. Dan satu hal yang tak akan pernah aku lupa ialah “waktu itu 2 hari setelah aku sampai di bumi dara dan daeng ini, aku berjalan ke depan kompleks rumah keluargaku, tepatnya ke counter pulsa, kebetulan pulsaku pada saat itu telah habis dan tiba-tiba ada seorang cowok yang langsung menghampiriku dan berkata “hai cewek...minta nomor handphone nya dong???”, akupun segera bergegas dari penjual pulsa tersebut, aku sangat takut dan dalam benakku sempat terpikir entah mengapa aku baru ketemu dengan orang yang sangat “over pd” ( sangat berani ) dalam kehidupanku, dalam benakku pun tersirat (di Kotaku, nggak ada orang yang berani seperti orang ini).to be continue
Browse » Home »
EXIST DI ATAS KERTAS
» Settled From My City
Sunday, May 17, 2009
Settled From My City
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
waaaah....siapa penulisnya ini ? mengapa dia menyiksaku dengan membubuhkan kalimat to be continue dibawahnya ?
ayo lanjut lagi...!!!
sabar....heheheh