Sunday, May 10, 2009

Opini
PRAHARA PEMILU 2009
UNHAS, KaryaExcist08/ad Pemilihan umum…! kepanjangan dari “pemilu” yang diangap sebagai jargon dari system demokrasi. pemilu dilaksanakan untuk memilih presiden dan wakil presiden,anggota DPRD,anggota DPRD provinsi, anggota DPRD kabupaten dan kepala daerah. pelaksanaan pemilu di tahu 2009 ini cukup membuat kita resah karena selain menalan banyak dana dalam pelaksanaannya juga tidak segan menelan nyawa dan tidak luput pula gangguan jiwa yang dialami para calon anggota legislativ. Mangapa tidak bahwa dalam mencari suara dan menarik perhatian massa para caleg tidak segan – segan mengeluarkan harta yang cukup besar guna mendapatkan perhatian rakyat entah itu dengan memberikan bantuan kepada masyarakat, pembuatan baliho sebagai iklan, stiker dan baju kaos.
Berbagai tingkah anehpun Nampak dari para caleg-caleg tersebut setelah melihat hasil yang tidak sesuai dengan harapan mereka ada yang mengambil bantuan mereka kembali seperti mesin air yang disumbangkan kemushollah diambilnya kembali karena suaranya tidak cukup, ada yang gila, meninggal karena terserang penyakit jantung pada saat mendengar perolehan suaranya. Belum lagi polemic yang timbul akibat kecurangan-kecurangan, protes dan kritik terhadap kinerja KPU
Apakah dalam melaksanakan demokrasi yang dianggap sebagai ideology yang dapat mensejaterakan rakyat harus menelan bayak dana dan nyawa apalagi Negara ini adalah masih tergolong miskin sangat kontradiksi dengan penggunaan dana dalam pelaksanaan pemilu, mengapa juga para caleg rela mengeluarkan harta yang banyak dikarenakan hanya sebuah kedudukan yang tanggung jawabnya sangat besar, apakah dibalik semua ini ada sebuah permainan untung rugi yang diibaratkan bermain judi “ memasang 3 dan hasinya bisa 30 “ atau “ memasang 30 dan hasilnya 0 “ mungkin karena prinsip inilah mereka jadi gila.
Kadang kita mesti berfikir dibalik pelaksanaan pemilu termasuk orang yang kita pilih, apakah mereka yang mencalongkan diri untuk menjadi wakil betul-betul memiliki tekad yang ikhlas untuk mengamban kewajiban sebagai penyampai pesan apalagi ini menyangkut kesejatreaan masyarakat yang nantinya para caleg ini menyampaikan aspirasi kita bukan para caleg yang setelah dipilih malah memperkaya diri melalui korupsi dan ini terbukti caleg korupsi dan malah tertidur pada saat pembuatan UUD atau tidak hadir pada saat sidang
Disinilah kita melihat bahwa mereka tidak sepenuhnya ingin menyampaikan aspirasi rakyat justru malah mengecewakan rakyat dan tidak bisa merasakan apa yang dirasakan rakyat
apa yang kita lihat seperti pengambilan kembali bantuan yang sudah diberikan merupakan
bukti dari permainan mereka. Ada yang gila dikarenakan mereka telah mempertaruhkan segala apa yang ia miliki dan berharap setelah duduk semuanya akan kembali namun kenyataannya tidak.
Apa yang mereka tampilkan sungguh sangat kotradiksi dengan kehidupan rakyat dimana mereka dalam aksi kampanyenya terlihat begitu mewah, kenyang dan sejahtera. Bagaiman mungkin mereka bisa berbicara tentang kemiskinan,pengangguran, dan kelaparan sedengakan mereka tak pernah miskin dan lapar serta menghaburkan banyak uang dengan pembuatan baliho baju kaos,stiker dll. Bukankah itu tindakan pemborsan.
Oleh karena itu masyarakat setelah melihat prahara-prahara yang timbul dari pemilu yang pertama hendaknya membuka cakrawala berfikir tentang demokrasi khususnya mekanismenya “ pemilu ” tahu betul siapa yang dipilih, apakah ia mampu mengemban amanah untuk menyampaikan aspirasi, membuat UUD dan lain sebagainya. Dan untuk pemilu tahap kedua yaitu pemilihan presiden kita kembali lagi pada prinsip bahwa kita harus tau betul siapa yang akan kita pilih, apakah ia adalah sosok yang mampu membawa rakyat kepada impiannya sejahtera dan makmur, sosok yag mampu menempatkan dirinya pada rakyat, menganggap dirinya sama dengan rakyat menghargai persamaan.
“Dan semoga pada pemilu yang kedua tidak terjadi hal yang sama pada pemilu yang pertama”


“ Dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakya

Comments :

0 comments to “ ”


Post a Comment