Wednesday, March 25, 2009

Mahasiswa dan Politik 2009

Politik 2009…!!! Sangat terasa dikalangan umum khususnya dikalangan Mahasiswa, dengan berbagai atribut dari para calon walikota dan juga bupati. Jalanan merupakan tempat paling strategis agar semua masyarakat umum mampu melihat dan mengenal calon-calon pemimpin, dijalanan pula berbagai obral akan janji dari masing-masing calon penguasa nantinya.

(Seorang doktor politik yang disebut-sebut sebagai penasehat politik Taufik Kiemas, suatu saat ditanya oleh bosnya ”Bagaimana strateginya agar PDIP bisa memenangkan persaingan dalam pemilu 2004 nanti”, ”kuasai media khususnya televisi” jawab sang penasehat. Rupanya nasihat itu dianggap jitu, sehingga elit PDIP segera melangkah. Mengawasi Pemilu Mengawal Demokrasi: Lantoso dan Didik Supriyanto) Para Partai politik tidak pernah kehabisan akal untuk mencari akal agar dapat menarik hati rakyatnya, tidak hanya dijalan akan tetapi sekarang media Televisi sudah digunakan oleh calon penguasa negara untuk memperlihatkan kepedulian mereka terhadap kaum golongan kebawah. Saya menyebut sebagai calon penguasa tentunya dengan berbagai alasan, alasan yang menjadi pertanyaan berbagai pihak. Mengapa kehidupan ekonomi masih teras mencekik leher ? mengapa masih banyak anak Indonesia yang belum dapat bersekolah ? mengapa rakyat kecil masih kesulitan berobat karena masalah biaya ? Mengapa kaum golongan atas melakukan korupsi dalam keadaan gaji berlipat-lipat ? Mengapa semua ini belum bisa teratasi ? MERDEKA ??!!! Merupakan sebuah seruan yang dikeluarkan dengan semangat mengebu-gebu oleh para pejuang 63 tahun yang lalu. Dan sekarang sangat sulit diserukan karena keadaan bangsa dan negara belum dapat hidup Merdeka dari segala hal.
Berbekal dari keadaan itulah para Mahasiswa Bergerak untuk meminta pertanggung jawaban pemerintah, akan tetapi mereka melangkah pada hal yang salah, dan sudah menjadi hal yang lumrah pula disana-sini bahkan tiap hari Mahasiswa menjadi headline surat kabar, dan juga topik utama pertelivisian diindonesia, apalagi kalau bukan aksi demo yang mereka lakukan yang ”katanya” demi masyarakat indonesia yang hidup dalam kesengsaraan,ketidakadilan, dan juga kesenjangan sosial yang menjadi sesuatu hal yang tidak terhindarkan lagi. Akan tetapi dampak ataupun hasil dari aksi Mahasiswa belum dapat memulihkan keadaan Indonesia yang semraut.

Dampak tersebut cukup mewakili dan dapat menjadi patokan ataupun pembelajaran bagi Mahasiswa, bahwa hal yang mereka lakukan dengan niat yang baik tentunya tidak akan terwujud dikarenakan sistem yang mereka lakukan salah. Jelaslah salah dengan hanya merusak fasilitas umum, membakar ban, melempar batu dan segala hal yang tidak sewajarnya dilakukan oleh Mahasiswa yang notabennya sebagai penakluk sejati ilmu pengetahuan, penguasa dunia dengan modal wawasan yang luas.
Apakah keadaan politik Indonesia kedepannya menjadi perbincangan utama dikalangan Mahasiswa ? sebahagian Mahasiswa akan menjawab ”Ya” karena mereka peduli dengan bangsa dan negaranya, menginginkan kesejahteraan yang menjadi mimpi bagi orang-orang yang tidak memeiliki kedudukan dinegara sendiri, dan juga sebahagian Mahasiswa akan menjawab ”tidak” bagi mereka yang tidak mengerti akan politik, tidak peduli akan keadaan negara karena keadaan mereka yang makmur, dan memegang motto You dan Me, it’s diffrents. Semuanya menjadi hal yang biasa dizaman ini zaman yang sudah tidak mempedulikan arti persatuan dan kesatuan yang didengungkan oleh para pejuang 63 tahun yang lalu dengan kobaran semangat dan juga darah.


Mahasiswa yang bagaimanakah yang dibutuhkan oleh bangsa kita ? tentunya Mahasiswa yang berkompeten dan berkualitas bagus. Tidak hanya itu, mereka tentunya harus peduli akan bangsa dan negaranya dan mampu memperbaiki keadaan sehingga tercipta stabilitas nasional disemua kalangan. Hal tersebut saya utarakan karena sebuah alasan yang menjadi fakta, bahwa banyak Mahasiswa Indonesia yang sangat cerdas tetapi memanfaatkan kecerdasannya untuk dapat membangun negara lain. ”Ya” membangun negara lain, karena hanya dinegara lain mereka mendapatkan penghidupan yang layak, tetntunya dari segi ekonomi.
Sebenarnya apakah yang terjadi pada keadaan politik Indonesia ? (Teori dan Politik Konstitusi ; Bagirmanan mengeluarkan statementnya :...pendekatan keamanan, kurangnya keterbukaan, yang disertai tindakan preventif maupun represif seperti pengendalian bukan saja menunjukkan masih jauhnya cita-cita demokrasi, tetapi dapat dikatakan telah terjadi kembali penyimpangan-penyimpangan dari dasar dan cita politik bernegara dan berpemerintah yang dikehendaki konstitusi atau UUD). Tidak hanya itu yang terjadi, banyak penyimpangan dan penyelewengan yang terjadi diberbagai bidang, khususnya Hukum negara, Ekonomi, ketidakmampuan Indonesia mengembangkan budayanya sendiri, hingga kasus para koruptor (Dalam upaya membangun akhlak Partai PBB, menjanjikan akan memberantas Korupsi, Kolusi dan nepotisme. ” bila saya dan partai ini berkuasa seusai pemilu 2004 saya berani mengatakan paling lama dalam tempo 3 tahun KKN bisa diberantas ”kata Yusril ” Para koruptor Harus siaga satu ”kata Yusril mengancam, Pergulatan Partai Politik Di Indonesia ; Amsal Bakhtiar. Itu menjadi bagian ditahun 2004, bagaimana dengan korupsi ditahun 2008, tentunya masyarakat Indonesia harus siaga tiga.

Yang menjadi pertanyaannya mengapa keadaan tersebut bisa terjadi selama bertahun-tahun ? Apakah Nasionalisme telah luntur ? ataukah sistem pemerintah Indonesia yang salah ? jawabannya terletak pada Mahasiswa, mahasiswa sebagai calon pewaris bangsa yang belum dapat mengendalikan keadaan negara dan belum dapat mengambil langkah yang tepat.
Siapa dan apa yang salah bukan menjadi permasalahan yang harus dipersoalkan lagi, ditanyakan dan hanya diamati saja. Tetapi Bagaimana tindakan mahasiswa (pengucapan gelar untuk kesekian kalinya )sang pewaris bangsa mampu mengendalikan keadaan dinegara kita, bukan menjadi Mahasiswa yang hanya peduli pada gaya semata, peduli terhadap perkembangan Teknologi informasi dinegara lain dengan melupakan negara sendiri, dan juga melakukan pengrusakan dimana-mana. Mudah-mudahan Mahasiswa 2008 khususnya di Universitas Hasanuddin tidak bercirikan hal-hal tersebut diatas.

Akankah Politik 2009 mampu memperbaiki keadaan kita ? mampu mengiyakan keinginan rakyatnya, dan juga meningkatakan kestabilan diberbagai bidang ? tentunya hal tersebut menjadi pertanyaan dan juga harapan bagi negara kita tercinta Indonesia. Dengan adanya partisipasi Masyarakat Indonesia keseluruhnya, hal tersebut bukan hal yang mustahil dapat terjadi.

by Dewi Exist

Comments :

0 comments to “Mahasiswa dan Politik 2009”


Post a Comment